Adels Winkel

Minggu, 16 November 2014

  Analisis puisi

PADAMU JUA
(Amir hamzah)
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Punya rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menusuk ingin
Serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu – bukan giliranku
Matahari– bukan kawanku


1. Diksi  : 
  •      Nanar : bingung
  •      Sayup : kurang jelas
  •      Gila sasar : sangat gila
  •     Pelik : jarang ada
  •     kandil :  lampu atau pelita
2. Pencitraan / imaji 
  • imaji taktil : bait ketiga " satu kekasihku aku manusia punya rasa rindu rupa" 
  • imaji  visual : bait ketiga " aku manusia punya rasa rindu rupa"
  • imaji audio : "rupa tiada suara sayup"
3. Rima
    Dalam tiap bait puisi ini didominasi oleh huruf vocal yaitu U dan A

4. Gaya Bahasa yang digunakan dalam puisi ini mengandung unsur majas hiperbola " kaulah kandil kemerlap pelita jendela di malam gelap"

5. Amanat yang disampaikan dalam puisi tersebut yaitu " jika ada seseorang yang mencintai kita dengan setulus hati maka janganlah pernah kita beruysaha untuk mencari cinta yang lain karena cinta yang baru, kita akan mendapatkan kebahagiaan yang baru juga, dengan demikian ketika kita mencintai dan dicintai oleh seseorang maka. Cintailah dia dengan setulus hatumu, sebelum ia meninggalkanmu, penyesalan selalu datang dari belakang. "
 6. Makna puisi tersebut 
menggambarkan tentang ketulusan cinta seseorang kepada Tuhannya 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar