Analisis puisi
PADAMU JUA
(Amir hamzah)
Habis kikis
Segala cintaku
hilang terbang
Pulang kembali
aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil
kemerlap
Pelita jendela
di malam gelap
Melambai pulang
perlahan
Sabar, setia
selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Punya rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata
merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku
dalam cakarmu
Bertukar
tangkap dengan lepas
Nanar aku gila
sasar
Sayang berulang
padamu jua
Engkau pelik
menusuk ingin
Serupa dara di
balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu
seorang diri
Lalu waktu –
bukan giliranku
Matahari– bukan
kawanku1. Diksi :
- Nanar : bingung
- Sayup : kurang jelas
- Gila sasar : sangat gila
- Pelik : jarang ada
- kandil : lampu atau pelita
- imaji taktil : bait ketiga " satu kekasihku aku manusia punya rasa rindu rupa"
- imaji visual : bait ketiga " aku manusia punya rasa rindu rupa"
- imaji audio : "rupa tiada suara sayup"
Dalam tiap bait puisi ini didominasi oleh huruf vocal yaitu U dan A
4. Gaya Bahasa yang digunakan dalam puisi ini mengandung unsur majas hiperbola " kaulah kandil kemerlap pelita jendela di malam gelap"
5. Amanat yang disampaikan dalam puisi tersebut yaitu " jika ada seseorang yang mencintai kita dengan setulus hati maka janganlah pernah kita beruysaha untuk mencari cinta yang lain karena cinta yang baru, kita akan mendapatkan kebahagiaan yang baru juga, dengan demikian ketika kita mencintai dan dicintai oleh seseorang maka. Cintailah dia dengan setulus hatumu, sebelum ia meninggalkanmu, penyesalan selalu datang dari belakang. "
6. Makna puisi tersebut
menggambarkan tentang ketulusan cinta seseorang kepada Tuhannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar